“Alhamdulillah musik malam yang mengganggu sudah kami tindak. Kalau masih membandel, kami akan tindak lanjuti. Jangan sampai mengganggu kesenangan orang lain,” tuturnya.
Sebelumnya, Pemkab Berau terus memperkuat upaya menjaga ketertiban dan keamanan di kawasan wisata yang dinilai rawan gangguan sosial.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, menegaskan pentingnya penerapan jam malam di beberapa titik strategis, terutama yang memiliki potensi wisata tinggi.
“Memberlakukan jam malam, bukan hanya di kampung, tetapi juga di daerah-daerah rawan, apalagi yang merupakan destinasi wisata,” ujarnya.
Ia menekankan, kebijakan ini perlu menjadi perhatian seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), khususnya Satpol PP, sebagai ujung tombak penegakan ketertiban umum.
Baca Juga: Abrasi Mengancam Destinasi Wisata Maratua, Anggota DPRD Kaltim Ini Ingatkan Pemkab Berau
Sri juga meminta laporan berkala terkait perkembangan penerapan kebijakan tersebut.
Beberapa kecamatan yang menjadi fokus utama penerapan kebijakan ini meliputi Tanjung Redeb, Teluk Bayur, Sambaliung, dan Gunung Tabur.
Kawasan ini dinilai sangat strategis karena lokasinya yang dekat dan memiliki banyak objek wisata yang telah direvitalisasi.
“Empat kecamatan itu paling dekat dan punya banyak potensi. Semua tepian sudah kita revitalisasi. Tinggal kita maksimalkan pemanfaatannya,” ujarnya. (sen/far)