Tak hanya itu, Sri Juniarsih juga menyinggung pentingnya niat dan keikhlasan para guru dalam menjalankan tugas. Menurutnya mengajar bukan hanya profesi, melainkan juga bentuk ibadah yang mendatangkan pahala jariyah.
"Kalau niat mengajar itu karena Allah, maka ilmu yang ditanamkan akan menjadi amal jariyah. Dan ini adalah bentuk jihad kita dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan nyawa oleh para pahlawan," tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk lebih memaknai kemerdekaan, bukan hanya dengan perayaan, tetapi juga dengan rasa syukur dan tindakan nyata.
Terlebih di tengah banyaknya konflik dan penjajahan di negara lain, Indonesia adalah negeri yang diberi nikmat kebebasan beribadah.
Baca Juga: Bupati Berau Hadiri Pertemuan Apkasi dan Ketua Komisi II DPR RI, Ini yang Dibahas
“Kita patut bersyukur, karena kemerdekaan adalah nikmat Allah. Di negara kita, ibadah bisa dilakukan dengan bebas, berbeda dengan saudara-saudara kita di Palestina yang hidup dalam ancaman setiap hari. Mari kita doakan kemenangan untuk mereka,” tambahnya.
Pun kemerdekaan ini perlu dijadikan momentum kemerdekaan sebagai ajang refleksi, bertafakur, dan memperbanyak doa.
Ia berharap kegiatan semacam ini bisa terus digalakkan di tengah masyarakat.
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah perilakunya. Maka mari kita ubah diri kita, keluarga kita, dan lingkungan kita menjadi lebih baik, demi masa depan Berau yang lebih cerah,” paparnya.
Tablig akbar ini pun menjadi bukti bahwa peringatan kemerdekaan bukan hanya soal upacara dan lomba, tetapi juga momen untuk menguatkan nilai keagamaan dan membangun karakter bangsa. (adv)