• Senin, 22 Desember 2025

Hati-Hati, Uang Palsu Beredar di Berau, Ada yang Lolos Transaksi di SPBU

Photo Author
- Senin, 22 September 2025 | 16:56 WIB
DITEMUKAN : Uang palsu yang ditemukan di salah satu SPBU di Kabupaten Berau mencapai ratusan ribu rupiah dengan pecahan Rp 50-100 ribu. (IZZA/BERAU POST)
DITEMUKAN : Uang palsu yang ditemukan di salah satu SPBU di Kabupaten Berau mencapai ratusan ribu rupiah dengan pecahan Rp 50-100 ribu. (IZZA/BERAU POST)

PROKAL.CO, TANJUNG REDEBUang palsu alias upal beredar di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Upal sejumlah ratusan ribu rupiah sempat masuk ke laporan transaksi di SPBU Mitra Abadi, Sambaliung, Berau.
 
 
Manager SPBU Mitra Abadi Sambaliung, Albert, menyebut peredaran uang palsu itu sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu dengan frekuensi cukup sering. 
 
Jumlahnya mencapai ratusan ribu rupiah, dan menimbulkan kerugian pihak SPBU.
 
“Sampai ratusan ribu pernah didapat, pecahan uang ada yang Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu. Kejadiannya beberapa bulan lalu, tapi frekuensinya lebih sering lagi,” katanya.
 
Diakuinya, tidak semua uang palsu bisa langsung diketahui saat transaksi berlangsung. 
 
Dalam beberapa situasi, petugas SPBU berhasil menemukan uang palsu dan mengembalikannya kepada konsumen. Namun, ada juga kasus ketika uang palsu lolos dari pemeriksaan.
 
 
“Ada juga yang lalai (petugas) karena mungkin SPBU terlalu ramai,” terangnya.
 
Untuk mencegah kejadian serupa, pihaknya sudah menambah perlengkapan dengan sinar ultraviolet (UV) dan mesin pengecek uang. 
 
Alat tersebut digunakan secara rutin untuk mendeteksi keaslian uang yang diterima petugas. Ia berharap, langkah ini bisa meminimalisasi peluang uang palsu beredar melalui transaksi di SPBU.
 
Menanggapi kondisi tersebut, Anggota Komisi II, DPRD Berau, Sutami, menyebut fenomena ini harus menjadi perhatian serius. 
 
Menurutnya, kasus ini jadi indikasi maraknya peredaran uang palsu dan membuat Berau seolah menjadi salah satu target peredaran.
 
“Berau salah satu target uang palsu. Saya sendiri pernah belanja ke supermarket, tapi uang saya tidak diperiksa oleh kasir. Ini harus kembali menjadi perhatian masyarakat,” tegasnya.
 
 
Menurutnya, pemerintah daerah perlu membentuk tim khusus untuk mengecek peredaran uang palsu. Ia menduga, kemungkinan sudah ada jaringan yang masuk dan menyasar Berau.
 
Ia menilai, peredaran uang palsu kali ini berbeda dengan sebelumnya. Jika dulu hanya bersifat sementara, kini justru terlihat lebih masif. 
 
Hal ini menandakan kualitas uang palsu semakin sulit dibedakan dengan uang asli. Karena itu, Sutami menekankan perlunya langkah nyata dari pemerintah daerah untuk ikut melakukan pencegahan.
 
“Biasanya uang palsu beredar temporer saja, tapi ini sudah masif. Harus ada tindak lanjut dari pemerintah daerah. Kalau masih ada yang lolos dari sinar UV, berarti kualitasnya sudah semakin bagus. Ini butuh kehati-hatian,” jelasnya.
 
Karenanya, ia mengimbau masyarakat mulai membiasakan diri menggunakan transaksi digital. Dengan memperbanyak pembayaran nontunai, risiko masyarakat menerima uang palsu bisa berkurang.
 
 
Terpisah, SBM Kaltim Utara III Fuel, Hermawan Bagus Prabowo, menegaskan Pertamina telah berupaya mengurangi risiko peredaran uang palsu dengan memperluas layanan pembayaran digital di SPBU. 
 
Menurutnya, SPBU menjadi salah satu titik transaksi tunai terbesar di daerah, sehingga rentan menjadi sasaran uang palsu.
 
“Kita optimalisasi mengurangi cash menjadi cashless dengan menyediakan layanan MyPertamina, QRIS, maupun metode pembayaran digital lainnya. Harapannya, transaksi lebih aman sekaligus mencegah peredaran uang palsu,” jelasnya.
 
Ia juga mengimbau seluruh pengelola SPBU di Berau agar mendukung program tersebut dengan menerima pembayaran digital. Pihaknya sudah menyiapkan layanan yang bisa diakses masyarakat dengan mudah. (aja/far)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X