Langit tak lagi hitam. Hujan pun telah reda ketika tim ekspedisi budaya tiba di Desa Tanjung Lokang. Tim lantas dibagi dua. Satu tim memberikan kado sepatu dan satu tim lagi berangkat menuju goa, melihat peninggalan leluhur nenek moyang Dayak Punan.
MIRZA AHMAD MUIN, Tanjung Lokang
SETELAH sampai di Desa Tanjung Lokang pukul sepuluh pagi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Barat, Rita Hastarita beserta sebagian tim ekspedisi budaya bergegas menuju SD 11 Tanjung Lokang. Di sana, mereka akan bertemu murid-murid pedalaman, sekaligus memberikan kado sepatu sekolah untuk mereka.
Baca Juga: Meniti Bebatuan, Mendaki Bukit Hingga Menarik Perahu di Riam Bakang
Sedangkan satu tim lagi langsung berkoordinasi dengan tokoh adat. Letak rumahnya tak jauh dari rumah Kades Tanjung Lokang. Mereka berencana ke goa tempat pemakaman para nenek moyang dulu. Melihat sekaligus mendokumentasikan prosesi ritual sekaligus mendengarkan cerita nenek moyang Dayak Punan pada masa lampau.
Di waktu bersamaan, Rita beserta tim menuju ke SD 11 Tanjung Lokang. Di perjalanan menuju sekolah, mereka disambut anak-anak SD dengan riang gembira. Mengenakan seragam sekolah tanpa sepatu, mereka berkejaran menggiring Rita menuju ke salah satu ruang kelas. Di sana, tim ekspedisi sudah dinantikan kepala sekolah beserta para guru SD 11 Tanjung Lokang.
Baca Juga: Ekspedisi Budaya ke Tanjung Lokang, Lewati Riam yang Memacu Adrenalin
Berdus-dus sepatu hasil kolaborasi dengan Rumah Zakat yang dibawa dengan susah payah melalui perjalanan berat itu, akhirnya sampai di Tanjung Lokang. Lebih senangnya lagi, kado sepatu itu langsung diantar dan dipakaikan oleh Kadisdikbud Kalbar, Rita Hastarita.
“Siapa yang sudah ke Pontianak ? Siapa yang mau sekolah ke Pontianak ? Siapa yang mau sepatu baru?” seru Rita kepada seluruh siswa SD Tanjung Lokang.
Tak ayal semua siswa menunjuk tangan, mengiyakan pertanyaan Rita. Para laskar pelangi Tanjung Lokang itu kompak menginginkan jenjang pendidikan setinggi-tingginya. Begitu pula dengan kado sepatu dari Kadisdikbud Kalbar. Semua ingin pergi ke sekolah menggunakan sepatu baru.
Dalam sambutannya, Rita meminta agar semua siswa dapat menyelesaikan sekolah hingga jenjang SMA sederajat. Jika memiliki biaya, harus melanjutkan jenjang perguruan tinggi. Rita mengetahui bahwa Desa Tanjung Lokang belum memiliki SMP. Jadi, untuk melanjutkan pendidikan dari tingkat dasar ke menengah pertama, anak-anak Tanjung Lokang harus ke Putussibau.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Pontianak Post