Seorang oknum sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang dengan tega menurunkan jenazah dan keluarga korban di jalan pada Senin (15/7) malam.
Hal tersebut lantaran pihak keluarga tak mampu memenuhi permintaan uang tambahan yang diminta oleh sang sopir. Kejadian tersebut berawal dari keluarga korban yang berasal dari Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang hendak membawa jenazah anaknya yang baru saja meninggal dari RSUD Ade M Djoen Sintang ke kediamannya di Nanga Mau.
Baca Juga: Polisi Tangkap Tiga Pelaku Kasus Perusakan dan Pencurian Puluhan Makam Tionghoa di Kubu Raya
Sebelum berangkat menggunakan ambulans tersebut, administrasi sudah dibayarkan sesuai dengan peraturan daerah yang mana pemulangan jenazah menggunakan ambulans dengan rute Kecamatan Sintang-Nanga Mau sebesar Rp690 ribu.
Di perjalanan, ketika sampai di SPBU Tugu Beji, sopir meminta tambahan uang Rp 1 juta kepada pihak keluarga. Merespons permintaan itu, pihak keluarga menyatakan bahwa mereka tidak punya uang.Setelah itu, jenazah diturunkan dan pihak keluarga diminta mencari ambulans lain.
Pihak keluarga korban, Ojong mengatakan jika dirinya tidak terima atas perlakuan yang dilakukan oleh oknum sopir tersebut. Ia mengatakan di perjalanan pihaknya kembali diminta uang, padahal sudah membayar administrasi di RSUD Ade M Djoen Sintang.
"Sopirnya minta uang. Saya bilang kami tidak punya duit, sudah kami bayarkan ke kasir sebelum berangkat. Sebagai masyarakat, saya tidak terima. Ini betul-betul menindas rakyat seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sintang, Santosa mengatakan awalnya pihak korban menelepon dirinya untuk meminta bantuan pemulangan jenazah karena tidak mampu membayar ambulans dengan tarif satu jutaan.
"Setelah menerima laporan tersebut, saya langsung menghubungi Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, dan langsung membayar sesuai dengan Perbup sebesar Rp 690.000," ucapnya.
Namun, belakangan dirinya kembali dihubungi pihak keluarga korban, yang mengatakan bahwa mereka kembali diminta uang dan diturunkan di jalan karena tidak mampu memenuhi permintaan sang sopir ambulans.
Santosa sangat menyayangkan dan sangat miris hal seperti ini bisa terjadi. Apalagi menimpa orang tidak mampu. "Oknum sopir ini ternyata memang sudah sering kali melakukan hal serupa, dan korbannya tidak tanggung-tanggung. Bahkan ada beberapa anggota DPRD Sintang yang sudah jadi korban modus kejahatan oknum sopir ambulans ini,” katanya.
Ia mengatakan hal tersebut jelas merupakan pungli (pungutan liar) yang dilakukan dengan kesadaran.
"Tapi kali ini mungkin lagi apes itu orang. Pas saya dan Pak Direktur RSUD Ade M Djoen langsung yang ngurus administrasi keuangan buat pembiayaan ambulans menuju Desa Nanga Mau. Tidak bisa berkelit lagi dia," ucapnya.
PENGAKUAN SI SOPIR
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Pontianak Post