• Senin, 22 Desember 2025

Gawat Ini..!! Banjir Parah di Hulu Berau: Gudang Panen Terendam, Krisis Pangan Mengintai

Photo Author
- Rabu, 23 April 2025 | 12:23 WIB
Kepala Kampung Long Lanuk, Samuel. (ARTA KUSUMA YUNANDA/HRK)
Kepala Kampung Long Lanuk, Samuel. (ARTA KUSUMA YUNANDA/HRK)

Musibah banjir yang melanda sejumlah kampung di wilayah hulu Kabupaten Berau seperti Kampung Tumbit Dayak, Tumbit Melayu, hingga Long Lanuk, menyisakan duka mendalam bagi warga, khususnya para petani.

Tingginya curah hujan yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan air sungai meluap secara tiba-tiba, merendam rumah warga, lahan pertanian, hingga gudang penyimpanan hasil panen. Akibat bencana ini, sebagian besar petani mengalami gagal panen. Untuk komoditas kakao misalnya, sekitar 90 persen petani dilaporkan gagal panen akibat tanaman rusak diterjang banjir.

Baca Juga: Pemprov Kaltim MoU dengan 53 Perguruan Tinggi se-Kaltim, Gratispol Prioritas untuk Mahasiswa Baru

Tidak hanya kakao, hasil padi yang sudah mulai dipanen pun ikut terendam, bahkan yang telah disimpan di gudang tak luput dari genangan air. Kepala Kampung Long Lanuk, Samuel, saat diwawancarai menyampaikan bahwa bencana ini menjadi salah satu banjir terparah yang pernah dialami.

Ia mengungkapkan naiknya air terjadi secara tiba-tiba dan sangat cepat, sehingga warga tidak sempat menyelamatkan hasil pertanian maupun barang-barang penting lainnya.

“Warga di sini (Long Lanuk, red) benar-benar merasakan pahitnya gagal panen. Hampir semua lahan rusak. Bahkan gudang penyimpanan hasil panen pun ikut terendam. Tahun ini benar-benar musibah besar bagi kami,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatannya kemarin.

Samuel juga menuturkan bahwa pihak kampung sudah melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait guna mendapatkan bantuan. Namun sampai saat ini bantuan yang diharapkan belum juga datang.

“Kami sudah menyampaikan kondisi kami ke OPD, tapi sampai sekarang belum ada bantuan yang turun. Kami harap Pemkab Berau segera hadir memberikan solusi,” tambahnya. Menurutnya, musibah banjir ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana dan penanganan darurat yang lebih cepat dan tepat. Ketahanan pangan di daerah hulu sangat bergantung pada keberlangsungan pertanian rakyat.

Jika petani tak bisa menanam kembali, maka ancaman krisis pangan dan ekonomi lokal tak bisa dihindari. Kini harapan masyarakat tertuju pada pemerintah daerah agar segera memberikan bantuan nyata, bukan hanya janji-janji manis yang tertulis dalam laporan.

“Dengan adanya hal ini saya mewakili masyarakat berharap Pemkab Berau dalam hal ini OPD terkait untuk bisa memberikan perhatian, karena adanya banjir yang terjadi beberapa waktu lalu membut hasil panen masyarakat tak dapat diselamatkan,” tutupnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini, menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan empat tim ke sejumlah wilayah terdampak banjir sejak pekan lalu.

Tim ini bertugas untuk melakukan pendataan kerusakan dan berdialog langsung dengan aparatur kampung serta kelompok tani.

“Kami sudah turunkan empat tim yang saat ini menyisir kampung-kampung terdampak banjir, mulai dari Kampung Merasa, Lesan Dayak, hingga ke daerah-daerah dengan potensi kakao,” jelas Lita.

Mengenai Kampung Long Lanuk, Lita mengakui bahwa dirinya belum mendapatkan laporan lengkap apakah kampung tersebut sudah masuk dalam pendataan atau belum, karena tim bekerja secara bertahap dan masih menyisir kampung satu per satu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: BERAU POST

Tags

Rekomendasi

Terkini

X