“Kami mengutamakan bahan lokal. Selain karena lebih segar, ini juga bentuk kontribusi terhadap pelaku usaha di Berau. Tenaga kerjanya juga semua dari sini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, proses distribusi dilakukan setiap pagi hari saat jam sekolah, dengan waktu tempuh maksimal 15 menit dan jarak tidak lebih dari dua kilometer untuk menjaga kualitas makanan tetap segar.
Baca Juga: Wabup Gamalis Ingatkan OPD Jadi Garda Terdepan Jaga Ketahanan Pangan di Berau
Untuk pengaturan jumlah porsi, pihaknya berkoordinasi langsung dengan petugas PIC di setiap sekolah yang mencatat kehadiran siswa. Sedangkan harga untuk satu porsi tetap mengikuti sesuai ketentuan, yakni Rp 15 ribu per porsi.
“Jumlah porsi kami sesuaikan setiap hari. Jadi tidak ada makanan terbuang atau kekurangan. Kami juga diawasi oleh tim ahli gizi agar semua sesuai dengan ketentuan dan pertanggungjawaban anggaran,” jelasnya.
Dalam evaluasi awal, Ia menyebut masih ada beberapa catatan ringan seperti peningkatan kebersihan dan membuat ruangan yang nyaman bagi karyawan, namun secara umum tidak ada koreksi besar dari Bupati Berau selaku pihak pengawas.
“Yang paling kami jaga adalah kualitas makanan, kebersihan, dan nilai gizinya,” katanya.
Saat ini, kapasitas produksi harian dapur SPPG Karang Mulyo bisa mencapai 4.000 porsi per hari. Meskipun saat ini baru menyalurkan 1.693 porsi, ke depan jumlah itu bisa meningkat secara bertahap.
Baca Juga: Pemkab Berau Dorong Penegakan Disiplin ASN lewat Aplikasi Berbasis Digital
“Untuk sekolah-sekolah lain, akan ditangani dapur lain. Kami dapat info di Berau ada sembilan dapur MBG,” terangnya.
Pihaknya memastikan kegiatan akan terus berjalan selama program nasional MBG masih dilaksanakan. Ia juga berharap dukungan dari semua pihak, termasuk media dan masyarakat, agar pelaksanaan program ini bisa maksimal dan benar-benar menekan angka stunting di Kabupaten Berau.
“Selama program ini berjalan, kami akan terus berproduksi dan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” tuturnya. (adv)