Rencananya, pengelolaan wisata Gunung Mincau akan dilimpahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alo Malau.
Kelompok tersebut sebelumnya sudah menangani pengelolaan wisata Tembalang.
“Kami ingin Pokdarwis nanti yang mengelola Gunung Mincau, termasuk menyusun standar operasional (SOP). Sebab, mendaki ke Mincau ini cukup rawan, terutama di pos dua karena sering terjadi batu runtuh. Minimal nanti dipasang tali pengaman,” jelasnya.
Gunung Mincau memiliki ketinggian sekitar 386 meter di atas permukaan laut.
Meski tidak terlalu tinggi, pemandangannya menjadi daya tarik tersendiri karena lokasinya yang menonjol di dataran rendah.
Baca Juga: Tren “Nikah di KUA Aja” Ramai di Tenggarong Selama Setahun Terakhir; Praktis, Hemat dan Sederhana
Dari puncak, pengunjung bisa melihat wilayah di sekitar Tepian Buah hingga kawasan Mangkajang.
“Saya mendukung pengembangan wisata Gunung Mincau ini. Tapi sebelum ada pembenahan yang tepat, saya kira perlu disiapkan dulu segala sesuatunya,” tambahnya.
Pemerintah kampung akan meminta beberapa warga untuk membuat jalur pendakian atau tracking yang lebih aman.
Pihaknya merasa tidak berhak meminta retribusi kepada pengunjung, sebelum ada fasilitas keselamatan seperti tali dan rambu peringatan.
Pihaknya kini juga tengah berproses mengurus perizinan pengelolaan hutan ke Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP).
Targetnya, dalam waktu beberapa minggu ke depan, kawasan Gunung Mincau sudah bisa dibuka kembali.
“Yang jelas bulan depan sudah bisa kembali menerima pengunjung. Kami tidak ingin menutup lama, kasihan juga yang ingin mendaki,” ujarnya.
Selama masa penutupan, pengelola akan memasang papan informasi dan tali pengaman di beberapa titik rawan.
Selain itu, akan ada imbauan bagi pendaki untuk tidak bermalam di pos dua saat musim hujan, karena lokasi tersebut rawan petir ketika hujan turun.